Agus Yudhoyono Bongkar 'Dosa-Dosa' Ahok Terhadap Birokrat DKI
Berita Nasional
Bersama Rakyat - Agus Harimurti Yudhoyono mematahkan paparan cagub petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal adanya reformasi birokrasi selama jabatannya.
Cagub nomor 1 yang berpasangan dengan Sylviana Murni menepis klaim Ahok tersebut dalam debat cagub DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jaksel, Jumat (27/1).
"Tadi kita dengar klaim Bapak Basuki bahwa Jakarta bersih karena birokrasinya sudah baik. Namun, berdasarkan pengalaman saya dan Mpok Sylvi di lapangan, kami menemukan hal-hal yang tidak terungkap ke publik," kata Agus.
Dari temuannya di lapangan, banyak sekali daerah di DKI yang masih sangat kotor dan kondisinya menyedihkan. Agus menuding hal itu disebabkan oleh sistem yang cenderung represif dari pimpinan kepada birokrat DKI
"Jadi saya menduga, justru karena birokrasi yang dibangun selama ini penuh dengan rasa takut, diancam dimutasi, dipenjarakan, harga dirinya dihancurkan. Padahal dia punya kerabat, dengan alasan untuk meningkatkan kinerja birokrat. Itu bukan sesuatu yang konstruktif," kata Agus.
Fakta-fakta itulah kata Agus yang akhirnya menjawab mengapa rapor DKI merah dan aparatur negara di DKI menempati nomor 16 dari 34 provinsi. Sikap represif kata Agus hanya akan menekan kreativitas.
"Ketakutan birokrat tersebut membuat munculnya sistem 'asal bapak suka' (ABS). Celakanya, kalau birokrat di bawah itu takut, dia akan sangat mudah untuk memberikan laporan ABS, asal bapak suka. Bisa jadi ini yang terjadi selama ini. Karena pasti takut akan dipecat, lebih baik tidak dilaporkan. Ini berdasarkan masukan dari masyarakat langsung dari lapangan," demikian Agus. [zul]
Cagub nomor 1 yang berpasangan dengan Sylviana Murni menepis klaim Ahok tersebut dalam debat cagub DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jaksel, Jumat (27/1).
"Tadi kita dengar klaim Bapak Basuki bahwa Jakarta bersih karena birokrasinya sudah baik. Namun, berdasarkan pengalaman saya dan Mpok Sylvi di lapangan, kami menemukan hal-hal yang tidak terungkap ke publik," kata Agus.
Dari temuannya di lapangan, banyak sekali daerah di DKI yang masih sangat kotor dan kondisinya menyedihkan. Agus menuding hal itu disebabkan oleh sistem yang cenderung represif dari pimpinan kepada birokrat DKI
"Jadi saya menduga, justru karena birokrasi yang dibangun selama ini penuh dengan rasa takut, diancam dimutasi, dipenjarakan, harga dirinya dihancurkan. Padahal dia punya kerabat, dengan alasan untuk meningkatkan kinerja birokrat. Itu bukan sesuatu yang konstruktif," kata Agus.
Fakta-fakta itulah kata Agus yang akhirnya menjawab mengapa rapor DKI merah dan aparatur negara di DKI menempati nomor 16 dari 34 provinsi. Sikap represif kata Agus hanya akan menekan kreativitas.
"Ketakutan birokrat tersebut membuat munculnya sistem 'asal bapak suka' (ABS). Celakanya, kalau birokrat di bawah itu takut, dia akan sangat mudah untuk memberikan laporan ABS, asal bapak suka. Bisa jadi ini yang terjadi selama ini. Karena pasti takut akan dipecat, lebih baik tidak dilaporkan. Ini berdasarkan masukan dari masyarakat langsung dari lapangan," demikian Agus. [zul]